Selasa, 15 Desember 2009

[Edisi 9] LPJ CAMAT NGALIYAN

LPJ CAMAT NGALIYAN
Evaluasi kinerja camat se- Kota Semarang
Ngaliyan – Wajah tegang dengan senyum was-was ter¬¬lin¬tas dalam benak Supratono. Siang itu, sedang ada evaluasi kinerja camat dan kecamatan
se-kota Semarang (5/8).
Evaluasi kinerja camat dilakukan setahun sekali oleh tim penilai dari pemerintah kota. Kedatangannya disambut hangat. Acara itu bertempat di aula kecamatan Ngaliyan. Tim penilai yang digawangi Heru melakukan penilaian dalam seluruh aspek yang ada dalam kecamatan.

Penilaian dilakukan secara berkelompok sesuai dengan bidang masing-masing dengan penguji dari pemerintah kota yang ditugaskan.
Sebelum evaluasi, acara diawali dengan sambutan dari camat dengan beberapa pemaparan kinerjanya selama setahun. Kemudian dilanjutkan dengan keterangan visual yang sudah dilaksanakan pihak kecamatan.
Dan terakhir untuk memulai penilaian. Heru memaparkan maksud dan tujuan kedatangannya dalam evaluasi kinerja camat dan kecamatan se-kota Semarang.
“Kedatangan kami kemari bukan untuk mencari kesalahan atau kekurangan bapak camat. Akan tetapi, memberikan pandangan untuk Ngaliyan agar menjadi lebih maju dan berkembang,” ujar Heru dalam sambutan-nya di hadapan beberapa staf.
Untuk pak camat, lanjut Dia, harus menguasai betul apa yang menjadi wewenangnya. Termasuk penguasaan dalam perundang-undangan. Biar bagai manapun kita bekerja sebagai pelayan masyarakat.
“Jadinya, harus benar-benar mengu¬asai. Jangan sampai tidak bisa menjawab ketika ditanya masyarakat,” tambah lelaki paruh baya disela-sela sambutan.
Untuk penilaian terhadap Camat, dinilai langsung oleh Tri Susanta di aula kecamatan Ngaliyan. Dia memaparkan mengenai kerja samanya dengan mahasiswa IAIN Walisongo dalam penerbitan koran Ngaliyan Metro.
Di tengah perbincangan, Tri dengan camat, sempat juga berdiskusi dengan pemimpin Justisia. Dia memberikan gambaran secara filosofis dan beberapa masukan.
Akhir perbincangan sekaligus penutup dalam acara siang itu, Heru sempat juga memberi komentar, “ Dari 16 kecamatan yang dinilai, baru Ngaliyan yang memiliki media massa.”
Yani (NM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar